Pelantikan DPR dan Pertanda

Hari ini, 1 Oktober 2009, DPR hasil pemilu 2009 dilantik.

Secara institusional, peristiwa ini adalah sebuah peristiwa rutin. DPR berganti setiap 5 tahun, namun namanya tetap DPR. Yang berubah hanya komposisinya, ya partainya, ya orang-2nya.


Lha lalu mengapa saya perlukan untuk nulis soal DPR ini ?? Sederhana saja.

Ini DPR periode ke 3 di era reformasi. Era dimana posisi DPR sama kuat - atau bahkan lebih kuat - dari Presiden. Konsekwensi logis dari 4 amandemen terhadap UUD 1945; sama halnya dengan 2 periode sebelumnya, yaitu periode 1 (1999-2004) dan periode 2 (2004-2009).

Pada periode 1, partner eksekutif DPR (Presiden) ada 2 orang : Gus Dur dan Megawati.

Saat Gus Dur jadi presiden, beliau pernah mengatakan bahwa kelakuan para anggota DPR seperti anak TK.

Ungkapan Gus Dur ini kemudian jadi pertanda, bahwa akan timbul gesekan antara Legislatif dan Eksekutif.

Benar. Terjadi “perang”, dan lewat kasus Buloggate, Gus Dur tergusur ditengah jalan dan digantikan oleh Megawati.

Pada era Megawati ini juga muncul pertanda. Konon SBY “dizalimi”. Begitulah opini yang terbentuk. Hasilnya, Megawati kalah dalam Pilpres 2004-2009 oleh orang yang “dizaliminya” : SBY.

Pada periode 2, DPR berdampingan dengan SBY (part 1). Pada periode ini praktis tak pernah terjadi gesekan berarti antara DPR dan Presiden.

Yang muncul (atau dimunculkan) malah pertanda ini : Antasari Azhar jadi ketua KPK. Akibatnya??

banyak anggota DPR terjaring korupsi.

Menjelang akhir periode ini satu pertanda lagi muncul : Antasari jadi pesakitan atas tuduhan pembunuhan. Sampai periode berakhir, sidang Antasari belum digelar, artinya kesalahan Antasari belum terbukti. Artinya pula, masih mungkin muncul pertanda-2 berikutnya …..

Hari ini, masa bakti DPR periode 3 dimulai. Kita akan sama-2 menunggu kinerja mereka – para wakil kita – 5 tahun kedepan. Dan sudah dipastikan, partner eksekutifnya adalah SBY lagi (part 2).

Dari tadi pertanda melulu. Apa sih pertanda itu ??

Pertanda ya pertanda. Suatu kata yang berarti luas. Kebanyakan dari kita percaya pada pertanda. Sebuah mimpi bisa berarti sesuatu. Sebuah kejadian bisa punya makna. Saya sebenarnya tak terlalu percaya dengan pertanda, juga tak mengerti arti pertanda yang sebenarnya. Tapi saya penasaran, apakah pertanda yang mengiringi pelantikan DPR berikut ini punya arti….wallahualam.

Pertanda 1 : Kemarin, 30 September 2009 sore, terjadi gempa dahsyat di Sumatra Barat. 7.9 skala richter. Memang sebelumnya sudah terjadi rangkaian gempa di beberapa daerah : Jawa Barat, Bali, namun gempa kemarin adalah yang terbesar. Banyak korban jatuh.

Hari ini gempa terjadi lagi di Jambi dan Bengkulu. 7.0 skala richter. Diduga korban bertambah.

Pertanda 2 : Presiden SBY takkan menghadiri pelantikan. Ia baru mendarat dari luar negeri jam 11.00 WIB, sementara pelantikan berlangsung jam 9.00 WIB.

Yang hadir di pelantikan “hanya” Wapres Yusuf Kalla.

Oh ya.. satu pertanda lagi. Hari ini bertepatan dengan perayaan hari Kesaktian Pancasila.

Nah, apakah 3 pertanda yang mengiringi pelantikan DPR periode 3 di era reformasi ini punya arti sesuatu ??

sekali lagi, wallahualam………
Read More......

Kiat Dan Tip Memilih Serta Menggunakan Gps

Berikut ini hal-hal yang wajib Anda perhatikan sebelum membungkus pulang peranti GPS:

- Merek? Penjual ogah memaksa Anda untuk membeli merek Garmin, Magellan, maupun Thales. Mereka akan bertanya terlebih dahulu tujuan membeli GPS di toko gps.
- Jadi, apa tujuan Anda dalam membeli GPS? Jangan lupa, GPS memiliki peruntukannya masing-masing, yaitu, darat, laut, udara, dan tracking.

- Harga? Jelas, ini penting. Kalau punya duit berlebih, Anda bisa membeli GPS apa pun yang Anda mau. Kalau tidak, cari yang sungguh pas peruntukannya bagi Anda. Untuk pemetaan atau survei?
- Taruh kata, Anda membutuhkan GPS untuk pemetaan perjalanan darat. Anda harus menentukan, GPS itu akan Anda gunakan di mobil, sepeda motor, atau sepeda? Setiap GPS untuk setiap jenis kendaraan itu memiliki karakternya masing-masing.
- Untuk mobil, pilih yang memiliki layar lebar. Tujuannya sederhana: agar nyaman untuk dilihat. Tinggal meletakkannya di dashboard saja, dan siap menjadi pemandu Anda.
- Kalau kaca mobil Anda berbahan dasar metal, sebaiknya Anda melengkapi peranti ini dengan antena luar. Soalnya, sinyal GPS tidak bisa menembus kaca film yang berbahan dasar logam.
- Untuk sepeda maupun sepeda motor, pilih yang anti-air. Tahu sendiri, musuh utama kendaraan roda dua tersebut hanyalah hujan. “Tinggal kencangkan pengunci baterai agar air tidak tembus ke dalam, dan pasangkan di kendaraan,” terang Peter.
- Pastikan ada peta Indonesia dalam GPS Anda.
- Setel GPS sebelum kendaraan berjalan. Akan berbahaya bila Anda melakukan keduanya pada saat yang bersamaan.
- Lebih baik menyimpan GPS saat kendaraan parkir di tempat umum.
- Anda yang suka menjelajahi daerah baru, pilihlah GPS yang memiliki fitur track log.
- Sebelum membeli GPS, bandingkan harga dan bonus-bonus yang diberikan oleh penyedia GPS atau di toko gps. Dengan harga sama, biasanya penjual memberikan bonus berupa memory card dengan kapasitas yang berbeda.

Read More......

Melatih Kecerdasan dengan GPS

Banyak teknologi canggih yang sudah terjangkau harganya.

Si kecil memang termasuk generasi yang beruntung. Perkembangan teknologi canggih sudah sampai tahap matang dan bisa dikonsumsi massa, termasuk si kecil. Sepuluh tahun lalu mungkin Anda tak pernah membayangkan orang bisa menikmati jaringan internet di mana pun ia berada. Tak hanya di kantor, tapi juga di kafe, tempat ibadah, bahkan hingga ke taman kota. Teknologi internet nirkabel memungkinkan semua itu terjadi.


Anda juga tak pernah membayangkan sepuluh tahun lalu bahwa Anda bisa memiliki sebuah perangkat GPS seperti yang ada di toko gps. Di benak Anda pasti hanya James Bond yang bisa memiliki alat canggih tersebut. Tapi sekarang untuk memiliki alat pemindai lokasi tersebut Anda tak harus menjadi James Bond dulu. Cukup dengan membeli telepon selular Anda sudah bisa mendapatkan fitur GPS. Saat ini sudah berderet telepon selular yang memiliki aplikasi teknologi canggih ini.

Jangan sia-siakan kemudahan dan kemurahan teknologi ini. Manfaatkan kecanggihan teknologi yang dulu tak terjangkau ini sebagai sarana pembelajaran bagi si kecil. Ajarkan kepada si kecil untuk belajar geografi yang asik dan menarik dengan menggunakan peta digital tersebut. Anda pun tak harus repot-repot membawa peta kertas yang terlalu lebar bagi si kecil.

Pertama nyalakan telepon selular dan aktifkan fitur GPS. Perlihatkan kepada si kecil setahap demi setahap cara mengaktifkan GPS. Setelah itu minta si kecil untuk mencobanya sendiri. Cara ini tak memerlukan waktu lama. Sekali belajar biasanya si kecil sudah bisa mengaktifkan GPS, karena caranya memang mudah. Bahkan ada jalan pintas untuk membuka GPS. Bila tidak ada, biasanya bisa diatur lewat tombol tertentu.

Setelah cara mengaktifkan GPS sudah dikuasai, kini saatnya berpraktik mengoperasikan GPS yang ada di toko gps. Peta digital ini berfungsi sama dengan peta cetak konvensional yaitu untuk mencari lokasi. Misalnya Anda ingin mencari lokasi kebun binatang. Bila menggunakan peta konvensional Anda dan si kecil harus mengurut satu persatu jalan menuju ke kebun binatang tersebut. Sedangkan dengan menggunakan GPS, Anda tinggal mengetikkan tempat tujuan atau hanya menggeser pointer.

Setelah mengetahui lokasinya, telusuri rute yang sudah ditemukan tersebut. Suruh si kecil sebagai navigator yang bertugas menunjukkan jalan menuju lokasi yang dituju. Ketika sampai sebuah persimpangan seperti perempatan atau pertigaan minta si kecil menunjukkan arah ke kanan, ke kiri, atau lurus. Tanyakan arah tersebut beberapa saat sebelum mencapai persimpangan. Jadi si kecil punya waktu untuk mempersiapkan jawaban.

Untuk latihan pertama ini pilih lokasi yang dekat lebih dahulu. Jangan memilih lokasi yang terlalu jauh, karena si kecil akan bingung. Pilih juga lokasi yang tidak terlalu banyak melewati persimpangan dan tikungan. Hal itu juga bisa membingungkan si kecil. Lewat cara ini si kecil sudah belajar membaca peta dan mengenal sebuah jalur perjalanan. Hal ini akan bermanfaat bila kelak ia harus bepergian sendiri.

Read More......

Gempa dan SBY

Kembali bangsa ini kena serangan gempa lagi dengan kekuatan 7,6 dan 7,4 yang berpusat di Sumatra Barat. Gempa ini juga dirasakan masyarakat di Medan hingga ke Aceh. Padahal gempa baru saja menghampiri Pulau Jawa dan pada sore hari tanggal 30/9/2009 kembali mengguncang Pulau Sumatra.


Mitos dan Ilmu, saya pernah membaca majalah mistery pada tahun 2004 ketika mau pemilu dengan judul topik SBY di tolak alam. dengan nara sumber dari para normal berbagai Indonesia (ngak tahu bener atau tidak). setelah baca-baca dan di kait-kaitkan dengan nama SBY di jawa-kan (prinbon) artinya di tolak alam. Sebagai pemeluk agama yang kuat saya tidak mempercayai secara langsung. Karena bisa-bisa saya jadi berdosa.

Setelah pemilu 2004 dan SBY menang, penghujung tahun 2004 Aceh dilanda gempa 7,9 bahkan ada bilang 8,1 sehingga terjadilah tsunami. kemudian gempa menyusul ke Nias, Sumatra Utara. dan berlanjut ke Padang (tidak terlalu kuat), berlanjut kepada gempa yogyakarta. Trus lumpur lapindo juga nyusul, dan terakhir menjelang pemilu 2009. Situ Gintung jebol, dan banyak yang menjadi korban.

2009 setelah pemilu juga berakhir, gempa terjadi di seluruh Pulau Jawa. dan pada hari ini terjadi di Pulau Sumatra.... untuk kedepan? tidak bisa dipastikan apa ada atau tidak.

Terkait isi ini, bukanlah karena memburukkan Bapak kita. ini hanya membuka perkembangan di tengah masyarakat. yang semakin percaya kepada yang mistik, tahayul dan sebagainya.

Read More......

Mengubah Kode Warna HTML

Bicara HTML pasti tidak akan terlepas dari kode-kode warna yang terdapat di dalamnya, baik untuk font-color, background, atau untuk border. Biasanya ketika ingin mengubah kode-kode warna tersebut kita harus membuka aplikasi gambar seperti Photoshop, CorelDraw atau aplikasi lain yang sejenis. Tentu saja ini membuat kita ribet gak ketulungan. Hal inipun pernah saya alami ketika belum menemukan situs yang memberikan kode-kode warna HTML. Mau tahu situsnya? Pastilah, apalagi buat sobat yang senang mengutak-atik template blognya.



Sebenarnya situs kode warna ini pernah saya rekomendasikan dalam tulisan Menambahkah Navbar Menu Kedalam Template, tapi sehubungan tidak semua sobat membaca tulisan tersebut karena mungkin templatenya sudah memiliki Navbar Menu, maka pada tulisan kali ini saya memberikan sedikit penjelasan mengenai cara untuk mengetahui kode-kode warna melalui situs sersebut.

Langkah-langkah sebagai berikut:

* Bukalah situs HTML Color Codes
* Klik salah satu warna yang diinginkan
* Lalu kopi kode warna yang terletak pada kotak di bawah, seperti nampak pada gambar berikut:












Nah, selesai dah. Mudah kan? Sekarang kamu tidak perlu repot lagi jika ingin mengubah kode-kode warna HTML kamu.


Read More......

Meningkatkan Mutu Pelajaran bahasa Inggris di Sekolah

Artikel:
Diba Artsiyanti E.P. , S.S.

Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang sangat menentukan dalam memperoleh lapangan kerja akhir-akhir ini. Fenomena inilah yang mendasari munculnya berbagai macam kursus Bahasa Inggris di seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari bagaimana sesungguhnya mutu dari kursus-kursus Bahasa Inggris yang ada di Indonesia ini, tersirat suatu keadaan yang memprihatinkan yaitu kurang baiknya mutu hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah.

Mengapa penulis mengambil kesimpulan demikian? Tentunya bukan tanpa dasar. Secara logika, kita dapat mengajukan argumentasi bahwa tidak mungkin kursus-kursus Bahasa Inggris sedemikian menjamurnya di Indonesia jika hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah ternyata memuaskan. Jika demikian halnya, maka kursus Bahasa Inggris yang ada hanyalah yang ditujukan untuk kepentingan-kepentingan khusus seperti untuk memperoleh sertifikat TOEFL, IELTS, dan lain-lain serta bukan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenyataannya, mayoritas kursus Bahasa Inggris yang ada adalah yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, bukan untuk tujuan-tujuan lain.

Keadaan ini tentunya menimbulkan masalah. Bagi para siswa yang datang dari keluarga menengah ke atas, masalah kesulitan berbahasa Inggris ini dapat diatasi dengan mudah. Mereka tinggal menunjuk kursus Bahasa Inggris mana saja yang mereka suka dan mulai belajar. Tetapi, bagaimana halnya dengan para siswa yang berasal dari kalangan bawah? Hal ini tentunya merupakan kesulitan tersendiri karena, kadang-kadang, jangankan untuk membayar uang kursus, untuk makanpun mereka masih harus mencari uang selepas sekolah. Lalu apa dampaknya? Tentu sangat jelas. Karena perusahaan-perusahaan papan atas yang ada di negara ini selalu mencantumkan persyaratan kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu syarat untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut, maka hilanglah kesempatan para siswa yang berasal dari kalangan bawah ini untuk dapat masuk ke wilayah kerja yang dapat memberikan penghasilan yang lebih besar. Mereka akhirnya hanya dapat bekerja di perusahaan-perusahaan kecil yang tidak mensyaratkan kemampuan berbahasa Inggris dengan gaji yang sangat jauh tingkatannya dengan perusahaan asing. Dengan demikian, taraf kehidupan mereka tentunya tidak akan jauh berbeda dengan taraf kehidupan orang tua mereka sebelumnya.

Dengan memandang alasan-alasan tersebut di atas, apakah kita sebagai guru Bahasa Inggris tidak tergerak untuk berupaya meningkatkan kemampuan siswa berbahasa Inggris melalui pelajaran Bahasa Inggris di sekolah? Sebagai kalangan yang sering disebut-sebut sebagai Pahlawan tanpa Tanda Jasa, sangatlah tidak layak jika kita ingin dianggap sebagai pahlawan tetapi tidak berupaya untuk memajukan siswa-siswa kita. Di tengah-tengah munculnya fenomena segelintir guru-guru yang mengejar materi untuk kepentingan pribadi dengan memanfaatkan muridnya, marilah kita usik kembali jiwa pengabdian kita untuk berupaya meningkatkan hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah agar siswa-siswa kita yang berasal dari kalangan bawah tidak semakin terpuruk dan tidak akan kalah dari siswa-siswa lain yang berasal dari kalangan berada.

Masalah-Masalah yang Timbul dalam Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Jika kita renungkan lebih dalam, adalah hal yang sangat luar biasa bahwa siswa yang telah belajar Bahasa Inggris selama minimal 6 tahun (sejak SMP) setelah lulus SMA masih tidak dapat berbicara dalam Bahasa Inggris, bahkan untuk memperkenalkan diri sendiri sekalipun. Disebut luar biasa karena jika siswa tersebut mengikuti kursus general english di suatu lembaga kursus dalam waktu yang sama, maka dapat dipastikan siswa sudah sangat mampu berbincang-bincang dalam Bahasa Inggris, bahkan mungkin sudah dapat memahami Bahasa Inggris untuk tingkatan drama, puisi, dan lain-lain. Jadi, mengapa hal ini bisa terjadi?

Berdasarkan hasil pengisian kuestioner yang penulis pernah buat pada tahun 1996 untuk tugas kuliah, terdapat beberapa masalah yang, menurut para siswa, menghambat mereka untuk menguasai Bahasa Inggris. Masalah-masalah tersebut adalah:

1. Jarangnya guru berbicara dengan Bahasa Inggris di dalam kelas. Hal ini dirasakan menghambat oleh para siswa karena menurut mereka, mereka jadi tidak terbiasa mendengar orang lain berbahasa Inggris.
2. Pelajaran terlalu ditekankan pada tata bahasa (dan bukan pada percakapan), tetapi siswa jarang diberi arahan mengenai bagaimana dan apa fungsi dari unsur-unsur tata bahasa yang mereka pelajari tersebut.
Berdasarkan hasil kuestioner dan hasil tes pada para siswa, terlihat bahwa rata-rata siswa menguasai pola-pola tata bahasa Inggris (misalnya struktur untuk simple present tense, dan lain-lain) tetapi, SISWA TIDAK MENGETAHUI KAPAN STRUKTUR TERSEBUT HARUS DIGUNAKAN DAN BAGAIMANA PENGAPLIKASIANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. Ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena Bahasa Inggris, sama halnya seperti Bahasa Indonesia, akan lebih bermanfaat jika dapat digunakan dan diaplikasikan meskipun secara tata bahasa siswa tidak terlalu menguasainya. Bukan berarti bahwa pembelajaran tata bahasa ini tidak penting, tetapi perlu sekali teori-teori tersebut dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Kosa kata yang diajarkan tidak terlalu berguna dalam percakapan sehari-hari. Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa kata-kata yang diberikan oleh guru Bahasa Inggris di sekolah terlalu bersifat teknis, misalnya mengenai industrialisasi, reboisasi, dan lain-lain, sementara siswa tetap saja mengalami kesulitan untuk mengartikan kata-kata yang banyak digunakan pada film, majalah, dan situs-situs internet berbahasa Inggris. Bahkan kadang-kadang, siswa sangat hapal istilah-istilah Bahasa Inggris untuk bidang politik (seperti misalnya reformation, globalization, dan lain-lain) tetapi tidak dapat menyebutkan benda-benda yang biasa mereka pakai sehari-hari dalam Bahasa Inggris (misalnya celengan, selokan, dan lain-lain). Beberapa kalangan siswa bahkan mengatakan bahwa dengan kosa kata seperti yang dipelajari di sekolah tidak mungkin siswa dapat memulai percakapan dengan orang asing dengan menggunakan Bahasa Inggris. Mungkin ada benarnya juga, tidak mungkin tentunya kita tiba-tiba mengajak orang yang baru kita kenal untuk mendiskusikan industrialisasi, misalnya.
4. Materi pelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMU tidak berkesinambungan Para siswa menyatakan bahwa sering terjadi pengulangan materi (seperti misalnya tenses) yang telah diajarkan di SMP di tingkatan SMU, tetapi tetap saja fungsi dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari kurang jelas.

Jadi, sebagai seorang guru Bahasa Inggris, apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut? Banyak tentunya, karena diakui atau tidak, gurulah yang memegang kendali dalam pengajaran. Yang jelas, kita tidak boleh hanya menyalahkan pihak pemerintah (yang membuat kurikulum) saja tetapi akan lebih baik jika kita mengintrospeksi diri sendiri dan lebih menggali lagi potensi kita untuk mencari pendekatan yang lebih berhasil dalam mengajarkan Bahasa Inggris pada siswa di sekolah.

Kesimpulan dan Saran
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak kendala yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan mutu hasil pengajaran Bahasa Inggris di sekolah. Untuk itu, penulis memiliki beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi para sesama pengajar Bahasa Inggris di Indonesia.

1. Selalu pertahankan kemampuan kita bercakap-cakap dalam Bahasa Inggris agar kelancaran berbahasa tetap terjaga. Hal ini perlu karena dapat memotivasi murid-murid kita untuk dapat berbicara dengan lancar. Mungkin sulit sekali jika kita tidak pernah bertemu dengan orang yang juga dapat berbahasa Inggris. Oleh karena itu, penulis memiliki usul agar para guru Bahasa Inggris ini memiliki semacam klub (conversation club) untuk ajang bertemu dan bertukar pikiran antar sesama guru Bahasa Inggris di wilayah yang sama. Dengan demikian, keahlian kita dalam menggunakan Bahasa Inggris akan selalu tetap terjaga.
2. Selalu menekankan fungsi dan aplikasi dari semua unsur tata bahasa yang kita terangkan kepada siswa. Pastikan bahwa siswa benar-benar mengerti kapan mereka harus menggunakan struktur tersebut.
3. Berikan tambahan kosa kata yang akan bermanfaat untuk percakapan sehari-hari pada siswa dan perkenalkan siswa dengan majalah-majalah remaja berbahasa Inggris agar mereka menjadi gemar membaca dan memperoleh banyak tambahan kosakata dari majalah tersebut. Dengan demikian, siswa akan percaya diri jika harus bergaul dengan remaja asing yang berbahasa Inggris.
4. Meskipun kita tidak memiliki kekuasaan untuk mengubah kurikulum, setidaknya pastikan bahwa pengulangan materi yang kita berikan merupakan pendalaman mengenai apa yang sudah dipelajari siswa dan bukan hanya mengulang tetapi tidak membuat siswa semakin bisa menerapkannya.

Demikian beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk kita semua. Penulis akan merasa sangat senang jika artikel ini dapat menjadi pembuka forum tukar pendapat untuk para guru Bahasa Inggris. Semoga apa yang telah dipaparkan di atas memberikan manfaat bagi kita semua.

Read More......

Guru, Antara Kebutuhan Hidup dan Profesionalisme

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa, Tanpa tanda jasa.
POTONGAN lagu himne guru di atas menunjukkan betapa pentingnya keberadaan seorang guru bagi kehidupan seorang manusia dalam mengenal dunia. Tanpa guru, tidak akan muncul generasi pintar yang akan membangun bumi ini. Semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibanding kepada profesi lain. Akibatnya, profesi guru yang dulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibanding dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur, tentara, polisi, atau profesi lainnya dibanding menjadi seorang guru.



Tuntutan profesionalisme guru terus didengungkan oleh berbagai kalangan di masyarakat kita, termasuk kalangan guru sendiri melalui berbagai organisasi guru yang ada, di samping tuntutan perbaikan taraf hidup guru. Mereka berharap, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah.

Hal ini jelas menunjukkan masih adanya perhatian masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional. Masih rendahnya tingkat profesionalisme guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari internal guru itu sendiri dan faktor lainnya yang berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1.

Penghasilan yang diperoleh guru belum mampu memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga secara mencukupi. Oleh karena itu, upaya untuk menambah pengetahuan dan informasi menjadi terhambat karena dana untuk untuk membeli buku, berlangganan koran, internet tidak tersedia. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan dapur harus juga melakukan kerja sampingan lainnya.
2.

Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya meningkatkan tingkat profesionalisme sebab bertambah atau tidaknya pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan tugas rutin tidak berpengaruh terhadap pendapatan yang diperolehnya. Kalaupun ada, hal itu tidak seimbang dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan.
3.

Meledaknya jumlah lulusan sekolah guru dari tahun ke tahun.

Hal itu merupakan akibat dari mudahnya pemerintah memberikan izin pendirian LPTK (Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan). Mereka yang tidak tertampung oleh pasar kerja kemudian mencoba menjadi guru, sehingga profesi ini menjadi pekerjaan yang "murah".Ironis memang, guru yang telah banyak menghasilkan para pemimpin, politisi dan ilmuwan serta serta berbagai profesi lainnya kini dianggap sebagai profesi "murah" dan menjadi kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Hal ini bukanlah harus dilawan oleh guru secara fisik atau perang kata-kata agar yang lain mau mengakui dan menerima guru sebagai tenaga yang profesional yang berjasa bagi pembangunan negeri ini.

Upaya dengan cara berkoar-koar tidak akan mampu mengubah image yang telah melekat, namun justru malah semakin membuat posisi guru semakin terpojok. Yang harus dilakukan, guru justru harus memperlihatkan sikap profesional sebagai seorang pendidik, bukan hanya sebagai pengajar. Hanya melalui karya nyata dan sikap keseharian yang diperlihatkan oleh seorang guru lah yang mampu mengangkat harkat dan martabatnya serta diakuinya keprofesionalannya oleh masyarakat. Pemenuhan kebutuhanPemenuhan kebutuhan hidup merupakan suatu yang harus diupayakan oleh setiap individu. Bagi seorang guru, kebutuhan hidupnya bukan hanya sandang, pangan, dan papan, melainkan juga kebutuhan untuk menambah wawasan dan pengetahuan agar dia mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adat istiadat yang terus berkembang di tengah masyarakat.

Bagi kebanyakan guru, pemenuhan semua kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan dalam upaya meningkatkan profesionalisme masih menjadi suatu impian karena pendapatan mereka sebagai seorang guru belum mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Jangankan berpikir berlangganan koran, majalah atau internet dan menyediakan anggaran khusus untuk membeli buku secara rutin setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup rutin keluarganya yang paling mendasar pun masih kesulitan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kekurangan tersebut mereka berupaya sekuat tenaga untuk mencukupi dengan melakukan kerja sampingan secara serabutan.Mengajar di banyak sekolah serta kerja sampingan yang bersifat fisik telah menjadi pilihan kebanyakan guru untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Hal ini jelas berakibat pada kurangnya waktu untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta perhatian kepada anak didik.

Akibat dari kesibukan mereka untuk mencari tambahan penghasilan tersebut, seorang guru berubah fungsi dari seorang pendidik menjadi pengajar. Mereka hanya mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, dengan kemampuan yang pas-pasan karena apa yang disampaikannya hanya mengacu pada buku teks. Dengan demikian, tidak heran jika wawasan dan pengetahuan seorang guru berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat tertinggal dibanding anak didik. Akibatnya, lembanga sekolah dan khususnya guru hanya dianggap sebagai pemberi angka nilai rapor dan tidak lebih dari itu. Murid lebih percaya kepada lembaga bimbingan belajar dan informasi yang diperoleh dari berbagai media informasi. Penilaian atas rendahnya tingkat profesionalisme guru juga disebabkan oleh rendahnya minat guru terhadap dunia tulis-menulis. Mereka cenderung menyampaikan ide dan gagasan hanya melalui pembicaraan, bukan melalui tulisan ilmiah.

Padahal, penyampaian ide dan gagasan melalui tulisan akan terus memacu guru untuk membaca dan mencari sesuatu yang baru. Bahkan jika beruntung, tulisan kita dimuat di salah satu terbitan jelas akan mendatangkan pundi-pundi yang dapat menutupi kekurangan biaya hidup. Rendahnya minat guru untuk menekuni dunia tulis-menulis banyak disebabkan oleh keengganan mereka untuk mencoba menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Dengan alasan kesulitan untuk memulai, takut tidak dimuat, takut ditertawakan dan hanya menghabiskan waktu. Padahal, pengetahuan dan wawasan yang dimiliki guru dari hasil studi panjang di pergurtuan tinggi, berbagai pelatihan dan pendidikan profesi serta hasil membaca dari berbagai media cetak dan buku-buku ilmiah dapat dijadikan dasar untuk memulai menulis dan meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan profesi pendidikan.

Pergeseran budaya dalam pendidikan, dari budaya mendengar dan mendongeng menjadi budaya membaca, menulis, dan diskusi perlu dilakukan. Melalui budaya membaca, menulis dan diskusi akan tumbuh kehidupan ilmiah dalam masyarakat kita. Jika budaya ini telah tumbuh pada diri setiap guru di Indonesia, insya Allah para guru di Indonesia dengan sendirinya akan diakui oleh masyarakat sebagai guru yang profesional karena mampu memperlihatkan kemampuannya kepada masyarakat secara nyata bukan hanya retorika.

Read More......